• Jun 20, 2025

Kabar Baik : Basajan * For Reign * Pupha Ethanica * Furzze.

 



BASAJAN


Kabupaten Bandung hadirkan warna baru ke permukaan. Sebut saja Basajan, kelompok musik instrumental yang belum lama ini sebarkan single debut dengan tajuk “Ageman”. Basajan tidak semata hadir bermain-main dengan suguhan instrumental seadanya, mereka coba memadukan alunan musik tradisional dengan musik rock-psychedelic modern. Basajan menyebut diri mereka sebagai Priangan Psychedelic Groove.


Mencoba menyatukan dua dunia yang berbeda, single “Ageman” merupakan titik awal dari rencana jangka panjang perpaduan dari kedua dunia tersebut. walaupun saat mendengarkan single ini rasanya masih sangat kental dengan roman psychedelia modern, meraka mengungkapkan single ini merupakan buah eksplorasi dari notasi musik tradisional Sunda yang terbilang cukup kaya. Basajan pun mengungkapkan mereka banyak terpengaruh dengan nama-nama seperti Harry Roesli, Shark Move, bahkan Madesya Group.


Mengibaratkan bak sebuah cermin, single “Ageman” adalah sebuah ajakan untuk merefleksikan prinsip dan nilai-nilai hidup dari para pendengarnya. Ujar Basajan. “Ageman” sudah dapat didengarkan di seluruh DSP Basajan.


FOR REIGN


Manado metallic-hardcore For Reign luapkan amarah dengan brutal melalui single “Demanding Revenge”. menjadi rilisan ke-dua mereka dibawah naungan No Match Records, For Reign benar-benar memberikan permainan hardcore dengan lapisan metalcore yang kentara. For Reign coba mengamalkan ajaran hardcore pada awal 90-00an layaknya Converge, Zao hingga Arkangel. 


Memulai permainan dengan tempo cepat seperti ledakan, riff yang terbilang berat lalu berangsur melambat hinga ditutup dengan breakdown yang tidak memberikan ampun kepada pendengar, For Reign setidaknya ingin membawa pendengar mereka untuk kembali dengan era kejayaan warna metallic-hardcore tersebut. For Reign tidak hanya semata menjadi band “heavy” untuk menjadi “heavy”, namun juga ingin membangkitkan kembali style yang sudah lama redup sekaligus menuangkan agresi lewat sound dan juga permainan live, ungkap mereka via laman press release.


For Reign disinyalir dalam waktu dekat akan menjalankan ibadah tur di seputaran pulau Sulawesi Selatan bersama Defy, Martil, dan kawanan lainnya. Single “Demanding Revange” sudah dapat didengarkan via bandcamp No Match Records.



PUPHA ETHANICA


Pupha Ethanica, kelompok musik etnik-alternatif yang sudah terbilang cukup sering berwara-wiri di belantika musik Kota Banda Aceh. Kini mereka kembali mengeluarkan single anyar yang juga berkolaborasi dengan Ulfa Khaliqa, single terbaru ini diberi tajuk “21/35”.


Terhitung cukup lama setelah mereka melepas single debut “Rugoe” pada 2019 lalu. Secara keseluruhan, Pupha Ethanica mengungkapkan “21/35” merupakan penjabaran secara lebih mudah untuk setiap insan akan bagaimana hubungan antara tubuh dan roh ketika kita telah kembali pada sang khalik. Single ini adalah bentuk pengingat bagi siapapun untuk mempersiapkan diri akan kematian.


Bermain dengan ambience yang cukup memainkan perasaan pendengar, perpaduan gitar akustik, rapai, dan sentuhan musik alternatif modern benar-benar coba mereka maksimalkan dengan dinamika yang sangat apik bagi saya pribadi. Menggunakan lirikal bahasa Aceh, single ini bak mengambalikan warna musik etnik Aceh dengan pengembangan yang lebih lanjut.


Pupha Ethanica adalah Ari Hidayat, Maulana, Akha, Almay, Rahmad Indra, dan Wendy Prasetya. Single “21/35” sudah dapat didengarkan via DSP Pupha Ethanica.




FURZZE


Kembali menuju Bandung, kini Furzze unit pendatang baru yang belum lama ini berikan salam perkenalan kepada khalayak ramai melalui track debut mereka “Fuse and Fray”. 


Melalui single debut ini, Furzze coba berikan sebuah gambaran akan masalah krisis eksistensial. Menyelam dengan jarak terdekat utamanya pada kejadian di ruang sekitar dalam kegiatan sehari-hari, dari segi penggunaan lirik pun mereka coba memperhatikan aspek akan introspeksi diri dan kekacauan batin. “Juxtaposisi kesendirian sosok talent dan hiruk-pikuk kota menciptakan kontras tajam, menangkap rasa terasing di tengah kerumunan—sebuah perasaan yang terasa semakin nyata dalam dunia yang semakin cepat”. Mengutip dari tulisan mereka via laman press-release.


Terdengar dengan jelas jika kita coba mendengarkan rilisan perkenalan ini, Furzze coba bermain dengan irisan post-punk yang dipadukan dengan rock-alternatif, serta dibumbui oleh groove yang cukup mencolok. Roman gelap sepertinya coba mereka bangun sebagai identitas Furzze. Sekilas, alunan suara vokal yang mereka suguhkan pun mengingatkan saya kembali akan kelompok kenamaan Bestie Boys. 


Sudah dapat didengarkan di seluruh DSP Furzze, single debut ini pun kian dilengkapi dengan music video di kanal Youtube mereka. Furzze adalah Ogy Ahmad (Lightspace), Kevin Almer Akbar (Thievox), Fahman Fauzi dan Lana Syahbani (Suarloca).


Posting Komentar

0 Komentar