REKAH
Terlepas dari pasang surut personil atau apapun itu. Rekah paska sepeninggalan frontman mereka Tomo Hartono tetap melanjutkan perjalanan musik mereka. Kini, diketahui Rekah melanjutkan hal tersebut sebagai bentuk kolektif musik yang membuka pintu untuk siapapun yang hendak berkolaborasi dengan mereka. Tentunya dengan visi dan sisi yang sejalan bagi Rekah sendiri.
Kelompok musik yang memadukan gaya blackgaze hingga post-hardcore ini baru saja mengeluarkan single terbaru “Melukis Memar Di Langit Ibu”. Rekah pun kembali menggaet ex-personil mereka sebagai kolaborator pada departemen vokal “Stephania Shakila (Tepy)” dalam single ini.
Mengutip dari laman press-release mereka, Single “Melukis Memar Di Langit Ibu” sejatinya adalah arsip mereka pada medio 2018-2021. Kala itu Tepy pun masih aktif sebagai personil dalam satuan tetap dan dibantu oleh Reyhan Noor / Lomba Sihir dalam proses penggarapan materi “Melukis Memar Di Langit Ibu”, sebelum Tepy undur diri. Dengan segala bentuk eksplorasi yang lebih matang, Rekah pun kini memberanikan diri untuk meluncurkan single ini pada 4 Oktober kemarin.
“Melukis Memar Di Langit Ibu” secara gamblang adalah respon Tepy akan kekerasan yang di alami banyaknya perempuan. Hal ini sejalan jika kita mengikuti kabar di berbagai platform yang hampir pada setiap harinya ada saja berita akan perempuan mengalami hal-hal buruk tersebut, baik itu dari segi fisik ataupun non-fisik. Hal ini pun sebenarnya seringkali terjadi di sekitar kita, namun kadang kala kita tak menyadari dan kerap kali masih acuh akan hal tersebut.
“Rilisan terbaru ini merupakan respon jeritan yang perlu dilantangkan, dan kegeraman yang perlu dibagi-bagi sebab angka kekerasan tersebut tidaklah wajar,” ungkap Stephania Shakila (Tepy).
Menjadi nomor pembuka, narasi terkait isu perempuan secara lebih komprehensif juga akan digaungkan melalui sebuah buku, yang ditulis Tepy dan akan dirilis dalam waktu dekat. Single ini pun menandai kolaborasi Rekah bersama salah satu band Bandung yang akan dirilis dalam bentuk split pada akhir Oktober mendatang. Mari kita nantikan.
STARGAZING
Universitas sepertinya akan selalu menjadi salah satu titik awal bertemunya kelompok yang senang akan bermusik. Stargazing menjadi salah satu diantara sekian banyak band yang mengalami kejadian serupa. Terbentuk di Denpasar, Bali. Stargazing melepaskan debut single “Stop Loving You” sebagai awal perkenalan mereka kepada khalayak pendengar.
Bermain dengan alunan indie-pop yang kian merebak dalam segi popularitas, Stargazing pun mengamalkan hal itu dengan rilisan debut yang tidak mengecewakan. Dalam segi makna, “Stop Loving You” merupakan bentuk pengutaraan akan penderitaan yang telah dilewati karena berhasil melewati perjalanan cinta yang tidak menyenangkan.
Single ini mungkin akan dengan mudah merasuki kalian saat di dengarkan jika mengalami kejadian serupa ataupun sejenisnya. “Stop Loving You” pun digadang menjadi gerbang menuju debut mini album mereka yang akan segera dilepas dalam waktu dekat. Stargazing adalah Tania/vok, Dekwik/gitar, Diaz/bass, Parjoboy/gitar, dan Wahyu PW/drum.
YELLA SKY SOUND SYSTEM
Sah sepertinya jika menjadikan Yella Sky Sound System sebagai salah satu motor nyata dalam pergerakan Jakarta bahkan Indonesia yang Dub. Kembali melanjutkan proses tersebut, dalam rangka 1 dekade perayaan mereka, unit kultur sound system & produser asal Jakarta Yella Sky Sound System melepas single anyar bertajuk “Dub Global”.
Tidak sendiri, Yella Sky Sound System dalam “Dub Global” turut berkolaborasi dengan dua musisi manca negara Sak Dub I & Mehdiman. Sak Dub I (producer & scenester dub steppers) dari Osaka, Jepang melalui mixer analognya memiliki peranan penting dalam meramu frekuensi aransemen garapan Yella Sky Sound System pada track ini. Begitu juga dengan Mehdiman, signature khas dari raggamuffin asal Iran yang kini menetap di Berlin, Jerman ini melengkapi keseluruhan komposisi dalam track “Dub Global”. Keseluruhan proses kolaborasi ini pun semakin disempurnakan oleh tangan Bimjo “Top Cat Records” dub master/producer/sound engineer dari Bangkok, Thailand.
Melepas dalam 2 bentuk audio berbeda ‘Original Mix & Heavy Dub Mix’. Track “Dub Global” menjadi gambaran awal dalam rangka perayaan perjalanan 10 tahun Yella Sky Sound System yang akan dilepas dalam bentuk EP “Global” pada Desember mendatang. Selain perilisan single terbaru Yella Sky Sound System pun memberikan kabar lainnya, kini mereka tururt tergabung dalam kolektif kultur sound system di Bangkok, Thailand ‘Gonja Hi Fi’.
THE PANTURAS
Sumedang surf-rock kontemporer The Panturas sebarkan seruan terbaru. Melalui pendekatan yang berbeda dari sebelumnya dengan menggunakan lirikal sunda, The Panturas suguhkan single anyar bertajuk “Lasut Nyanggut” yang didapuk menjadi awal perjalanan baru untuk mereka.
Melalui “Lasut Nyanggut”, secara makna judul yang diberikan memiliki arti ‘Gagal Bersambut’. Mengutip dari beberapa ulasan media lainnya, single ini di adaptasi dari sebuah dongeng/cerita populis di tanah Sunda. Secara garis besar mereka coba menarasikan kembali akan sebuah cerita seorang pemancing yang tak kunjung mendapatkan hasil dari buah pancingannya, hingga akhirnya ia meminta pertolongan kepada mahluk halus. tak semulus yang diharapkan sang pemancing pun hanya mendapatkan siluman abal-abal yang juga tidak dapat menolongnya.
Jika kita mengikuri perjalanan The Panturas, Single “Lasut Nyanggut” sejatinya sudah pernah dikanalkan pada 2020 lalu. Namun, single ini hanya dilepas dalam bentuk rilisan eksplisit berupa vinyl 7 inch. Melakukan eksplorasi secara lebih lanjut, singe hasil kerja sama dengan Ricky Virgana ‘WSATCC’ ini kembali di remajakan dan turut mengajak beberapa kolaborator lainnya dalam proses peremajaan tersebut. single “Lasut Nyanggut” kini sudah dapat didengarkan oleh khalayak ramai secara lebih masif.
0 Komentar